Majelis Jemaat GPIB Solo Utara periode 2012-2017

Therefore go and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit, and teaching them to obey everything I have commanded you. And surely I am with you always, to the very end of the age. (Matthew 28:19-20)

HUT PELKAT GP

Flee the evil desires of youth and pursue righteousness, faith, love and peace, along with those who call on the Lord out of a pure heart. (2 Timothy 2:22)

Retreat PELKAT PT 2012

Don't let anyone look down on you because you are young, but set an example for the believers in speech, in conduct, in love, in faith and in purity. (1 Timothy 4:12)

Persembahan Pujian nuansa Keroncong oleh PELKAT PKB

I lift up my eyes to the mountains— where does my help come from? My help comes from the Lord, the Maker of heaven and earth. (Psalm 121:1-2)

Pemain Drama dan Crew NATAL 2012

Therefore, I urge you, brothers and sisters, in view of God’s mercy, to offer your bodies as a living sacrifice, holy and pleasing to God—this is your true and proper worship. (Romans 12:1)

Perayaan Natal PELKAT Lanjut Usia

Even to your old age and gray hairs. I am he, I am he who will sustain you. I have made you and I will carry you; I will sustain you and I will rescue you. (Isaiah 46:4)

This is default featured slide 7 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 18 Februari 2010

Facing the Giant


“Diberkati untuk Memberkati” itu adalah tema retreat bagi para remaja pemuda di sebuah gereja yang saya hendak ikuti. Dan kegiatan itu diadakan beberapa hari lagi. Nah, kemarin saya sempat hunting sebuah film yang akhir-akhir ini sedang banyak dibicarakan. Film tersebut berjudul “Facing the Giants” yang diproduseri oleh Alex dan Stephen Kendrick.

Film yang berdurasi total 110 menit ini bercerita tentang Grant Taylor, seorang pelatih olahraga American Football di Shiloh High School. Grant Taylor mengalami sebuah pergumulan besar dalam kehidupannya. Dia menjadi pelatih tim American Football yang tidak pernah menang kejuaraan selama 6 tahun, posisinya sebagai pelatih yang terancam dikudeta pleh beberapa orang tua murid, pergumulannya bersama sang istri untuk mendapat momongan, dan yang tidak kalah serta yaitu permasalahan mobilnya yang sering sekali mogok. Yes, He is such a lucky person to have all that kinds of problem at once!!! Awalnya dia hanya menjalani permasalahannya secara rational sampai pada satu saat dia mulai merasa depresi dan tidak sanggup lagi berdiri menghadapi berbagai tekanan. Dia berteriak meminta sebuah jawaban dan pertolongan dari Tuhan.

Pada saat itulah seorang Mr. Bridges menghampirinya dan membacakan tentang betapa Tuhan tidak akan membiarkan dia goyah, Mr. Bridges membangkitkan semangat Grant untuk kembali bangkit.

“Mr. Bridges memberkati Grant. Why??? He say that God told him to tell Grant that God will not let him down. Mr. Bridges terlebih dahulu diberkati dan dia melanjutkan dengan cara memberkati Grant.”

Setelah itu hidup Grant berangsur-angsur pulih, dia merubah filosofi timnya bahwa mereka bermain Football bukan untuk “Menang” melainkan untuk “Memuliakan Tuhan”. Grant menjadi pribadi yang berbeda, dia mulai berpikir tentang arti hidup, dia menjadi sebuah pribadi yang dapat membangkitkan semangat juang timnya. Lebih jauh lagi, Grant menjadi berkat bagi para anak didiknya yang tergabung dalam Shiloh Eagle (nama tim Footballnya), ada yang bertobat; menerima Tuhan dalam hidupnya; serta berjanji akan menghormati ayahnya, ada pula Brock Kelley yang menjadi rajin dalam pelajaran sekolah dan menjadi pemimpin yang sukses memimpin timnya; mereka yang awalnya dicap sebagai trouble maker menjadi murid teladan yang berhasil mendapat nilai 100, dan semuanya telah diubahkan

Grant mengalahkan segala pergumulannya di dalam Tuhan dan itulah yang didapatkan jika berpegang teguh kepada Tuhan. Satu hal yang saya kagumi, Tuhan memakai berbagai macam orang dengan berbagai cara yang ajaib. He always there for Us, Never Lose Hope, itulah yang dijalani seorang Grant Taylor.
Berbagai cara yang ajaib selalu Tuhan pakai untuk menyelamatkan kita dari segala macam keterpurukan yang kita alami.Tuhan memberi kita Pengharapan di saat kita Percaya dan Berserah pada-Nya

JADILAH BERKAT

~GBU~

Sabtu, 13 Februari 2010

Cinta Tak Pernah Hilang

"Jika cinta kita hanyalah keinginan untuk memiliki, hal itu tak bisa dinamakan cinta."

Thich Nhat Hanh

------------------------------------------------------------

Kata orang, lebih baik pernah mencintai dan kehilangan cinta daripada tak pernah mencintai sama sekali.

Kata-kata itu tak akan bisa menghibur Mike Sanders. Ia baru saja diputuskan pacarnya. Tentu saja si pacarnya itu tidak mengatakan segamblang itu. Ia berkata, "Aku benar-benar menyukaimu, Mike, dan aku ingin kita bisa berteman." Bagus, pikir Mike. Tetap berteman. Kau, aku, dan pacar barumu bisa nonton bersama.

Mike dan Angie sudah pacaran sejak kelas tiga SMP. Tapi, pada musim panas ini ia naksir pemuda lain. Sekarang, saat Mike sudah di kelas tiga SMU, ia merasa kesepian. Selama tiga tahun mereka mempunyai teman-teman yang sama dan menghabiskan waktu di tempat nongkrong yang sama. Pergi lagi ke tempat itu tanpa Angie membuatnya merasa – hm, hampa.

Latihan football biasanya bisa membantunya melupakan masalahnya. Para pelatih selalu menyuruh peserta laithan berlari sedemikian rupa sehingga mereka merasa sangat kelelahan dan tak punya waktu lagi untuk memikirkan hal lain. Tapi, belakangan ini, pikiran Mike tidak tercurah pada latihan. Suatu hari ia kena batunya. Ia tak mampu menangkap lemparan bola yang biasanya mudah baginya, dan ia membiarkan dirinya dijatuhkan lawan yang biasanya tak mampu menjatuhkannya.

Mike tahu bahwa jangan sampai dibentak lebih dari sekali oleh pelatihnya. Jadi ia berusaha keras agar tidak dijatuhkan lawan lagi sampai latihan usai. Saat ia berlari hendak meninggalkan lapangan, ia diminta melapor ke kantor pelatih. "Cewek, keluarga, atau sekolah: yang mana yang meresahkan hatimu, Mike?" Tanya pelatihnya.

"Cewek," sahut Mike, "Bagaimana Anda bisa tahu?"

"Sanders, aku sudah menjadi pelatih football sejak sebelum kau lahir. Dan setiap kali ada pemainku yang hebat bermain kacau, pastilah salah satu dari ketiga alasan tadi yang menjadi penyebabnya."

Mike mengangguk. "Maaf, Pak. Aku tidak akan mengulangi lagi."

Pelatih menepuk bahunya. "Tahun ini tahun yang menentukan bagimu, Mike. Tak ada alasan yang bisa menghalangimu diterima di perguruan tinggi pilihanmu. Tapi, kau harus ingat. Kau harus memusatkan perhatian pada hal-hal yang benar-benar penting. Yang lainnya akan beres dengan sendirinya."

Mike tahu pelatihnya benar. Ia harus merelakan Angie dan meneruskan hidupnya. Tapi ia tetap merasa terluka, dan terkhianati. "Aku merasa sangat geram, Pak. Aku mempercayainya. Aku selalu terbuka padanya. Aku menyerahkan segala baginya, tapi apa yang kudapat?"

Si pelatih mengambil selembar kertas dan bolpoin dari laci mejanya. "Itu pertanyaan bagus. Apa yang kau dapatkan?" Ia menyerahkan kertas dan bolpoin itu kepada Mike dan berkata, "Ingat-ingat waktu yang kau lewatkan bersamanya, dan tuliskan sebanyak mungkin hal yang kau alami bersamanya, yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Lalu, tuliskan hal-hal yang kau pelajari darinya dan yang ia pelajari darimu. Aku beri waktu satu jam." Pelatih meninggalkan Mike sendirian.

Mike menjatuhkan diri duduk dikursi dan kenangan bersama Angie membanjiri ingatannya. Ia teringat saat pertama kali memberanikan diri untuk mengajaknya berkencan, dan betapa senang hatinya kala Angie bersedia pergi bersamanya. Kalau bukan karena dorongan Angie, Mike tak akan mencoba masuk tim football.

Lalu ia mengingat-ingat pertengkaran mereka. Ia memang tak ingat semua alasan yang menyebabkan mereka bertengkar. Tapi, ia ingat bagaimana mereka menyelesaikan persoalan diantara mereka. Ia belajar berkomunikasi dan berkompromi. Ia juga ingat bagaimana mereka berbaikan kembali. Dan saat-saat seperti itu sangat disukainya.

Mike teringat saat-saat Angie membuatnya merasa kuat, dibutuhkan, dan istimewa. Ia menulis kertas itu dengan pengalaman mereka, liburan, perjalanan bersama keluarga masing-masing, dansa sekolah, dan piknik berdua saja. Sebaris demi sebaris ia menuliskan pengalaman mereka berdua, dan ia menyadari bagaimana Angie telah membantu membentuk hidupnya. Ia akan menjadi pria yang lain tanpa Angie.

Ketika pelatih kembali sejam kemudian, Mike sudah tak ada di situ. Tapi, Mike meninggalkan catatan di mejanya. Bunyinya sederhana saja:

Pak, Terima kasih atas pelajaran yang telah Bapak berikan. Saya rasa memang benar kata orang bahwa bagaimanapun juga lebih baik pernah mencintai dan kehilangan cinta. Sampai jumpa di latihan nanti.

by :
David J.Murcott

Selasa, 02 Februari 2010

Team Hoyt - Sebuah Kisah Tentang Kasih Bapa

Team Hoyt - Redeemer
Dick Hoyt seorang pensiunan Letnan Kolonel Air National Guard yang bekerja di Boston College. Ia mempunyai harapan besar ketika istrinya mengandung seraya membayangkan anak pertamanya adalah seorang yang kuat dan tampan. Hasil pemeriksaan dokter pun mendukung sehingga Dick pun mempersiapkan nama yang cukup keren: Rick Hoyt. Namun, Tuhan berkehendak lain. Tali pusat melilit leher Rick menyumbat aliran oksigen ke otaknya sehingga menyebabkan Rick menderita kelumpuhan otak (cerebral palsy). Pada usia delapan bulan, kondisi Rick memburuk dan dokter menyarankan Dick untuk membuang Rick karena dikhawatirkan akan menjadi beban keluarga seumur hidupnya. Namun Dick dan istrinya berkomitmen untuk tetap merawatnya sampai besar.

Rick pun tumbuh menjadi remaja dengan keempat anggota tubuhnya lumpuh dan tidak dapat berbicara. Kedua orangtuanya tak putus asa meski Rick nyaris tak pernah turun dari kursi rodanya. Suatu hari, Rick melontarkan keinginan untuk ikut lomba lari. Dick sangat terkejut dan berulang kali menanyakan keinginan putranya, tapi berulang kali pula Rick menegaskan keinginannya. Akhirnya Dick memesan kursi roda khusus yang bisa dipakai untuk berlari jauh. Ia pun berjanji untuk menjadi tangan dan kaki putranya.

Pada 1981, masyarakat Boston pun dibuat terbelalak, sebab di antara peserta marathon yang akan berlomba di Marathon Boston ada seorang ayah dan putra yang lumpuh di kursi roda. Meski dalam perlombaan itu Dick dan Rick tidak menjadi juara, tapi mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sejak itu mereka mengikuti lomba marathon selama 20 tahun di kota tersebut dan menamakan diri Team Hoyt.

Setelah pengalaman di Boston, mereka juga mengikuti triathlon (perlombaan yang menggabungkan lari, renang, dan balap sepeda). Bila berlari Rick didorong di kursi roda; bila berenang Rick ditempatkan di perahu karet dengan talinya diikat di pinggang sang ayah yang berenang di depannya; dan bila bersepeda Rick ditempatkan di depan. Mereka bahkan menjajal lomba Ironman Triathlon di Hawaii yang jarak tempuhnya lebih berat dan panjang. Pada Maret 2001, mereka telah mengikuti 731 lomba! “Bila menyatukan keterbatasan kami berdua, tak satu pun di dunia ini yang tidak dapat kami taklukkan!” ujar Dick.

Sumber: Renungan Malam, Januari 2010

Recent Posts